Senin, 24 Desember 2018

Rencana Mudik Tinggal Cerita

KABAR duka itu menghantam begitu tiba-tiba. Tanpa firasat, tanpa pertanda. Setelah mendapat kabar putra kedua mereka, Herman Sikumbang, dinyatakan hilang dalam tragedi tsunami yang menerjang Banten, Syahril Sikumbang dan Murni Konoras masih optimis sang putra ditemukan hidup.
Optimisme ini ditambah dengan doa-doa. Syahril bahkan masih sempat melayani wawancara awak media. Namun mendadak ponselnya berbunyi. Dari Hendra, kakak kandung Herman yang tengah berada di Jakarta. Dari Hendra pula keluarga di Tidore pertama kali mendengar kabar musibah yang menimpa Herman.

Syahril mengangkat telepon. Air mukanya berubah seketika begitu Hendra memastikan adiknya ditemukan. Tak lagi bernyawa. Tak jauh dari tempatnya manggung.

Pria 60 tahun itu langsung lunglai. Ia tak bisa lagi melanjutkan wawancara. Sang istri yang mendampinginya sudah lebih dulu berlinang airmata. Dua orang tua tersebut harus dipapah masuk kamar.

Herman yang manggung bersama bandnya Seventeen di pantai Tanjung Lesung, Banten, ikut tersapu tsunami Sabtu  malam lalu sekira pukul 21.30 WIB. Begitu air laut surut, hanya vokalis Riefian Fajarsyah atau Ifan yang ditemukan selamat. Basis M. Awal Purbani atau Bani sudah meninggal. Sementara Herman yang seorang gitaris hilang. Juga drummer Windu Andi Darmawan. Saat manggung untuk gathering PLN malam itu, Seventeen baru menyanyikan lagu kedua.

17 jam kemudian, tubuh Herman ditemukan tim SAR. Tak jauh dari panggung tempatnya memetik gitar sebelumnya. Hanya sekira 40 meter jaraknya. Tertimpa puing-puing. Darah mengalir dari telinga dan mulut, namun wajahnya mudah dikenali.

Sebelumnya Syahril mengaku tak mendapat firasat apapun. Ia juga sempat berkomunikasi dengan anak kedua dari empat bersaudara itu tiga hari lalu. “Kami komunikasi lewat telepon. Memang komunikasi biasa saja, cuma tanya-tanya kabar. Abis itu tidak lagi,” tuturnya saat ditemui di kediamannya di Kotambopo, Kelurahan Tomagoba, Kota Tidore Kepulauan, Minggu .

Keluarga sendiri tahu lokasi manggung pria 36 tahun itu dari Facebook. Begitu tsunami menerjang, Hendra langsung mengabari mereka. Saat itu Syahril mengaku kaget namun masih punya harapan. “Orang tua mana yang kuat mendengar kabar tersebut. Saya dan istri kaget, semua keluarga kaget,” ujarnya dengan mata berkaca-kaca.

Begitu siang tiba, dan suami Juliana Moechtar itu belum juga ditemukan, Syahril dan keluarganya makin cemas. Televisi menayangkan pohon-pohon tumbang. Tempat konser Herman cs roboh dihantam tsunami. Syahril mulai pasrah. “Keberadaannya sudah meninggal atau belum, kami belum tahu pasti. Apa yang terjadi kami pasrah kepada Allah SWT,” ucapnya saat itu.

Lantaran tak punya firasat apapun, Syahril dan istri berusaha tawakal. Berharap diberikan yang terbaik. Keselamatan Herman termasuk didalamnya. Namun ketentuan Allah berkata lain. Ayah Hafuza Dhamiri Herman dan Hisyam Quraisy Herman itu berpulang di usia relatif muda.

Syahril ingat betul kunjungan Herman ke Tidore belum lama ini. Musikus berbakat itu mencalonkan diri sebagai anggota DPR RI untuk daerah pemilihan Maluku Utara. Ia datang ke Tidore untuk silaturahmi sekaligus menyosialisasikan pencalonannya. “Dia juga bilang nanti Januari baru ke sini (Tidore) lagi,” kenangnya.

Herman merupakan salah satu pendiri Seventeen. Ia membentuk band itu saat masih berusia belasan tahun di Jogjakarta. Sepanjang perjalanan karier Seventeen, Herman menjadi salah satu anggota yang paling banyak menciptakan lagu-lagu hits mereka. Sebutnya "Selalu Mengalah", "Sumpah Kumencintaimu", "Jangan Dulu Pergi", "Cinta Jangan Sembunyi".

Saat ini, ia bergabung dengan Partai Kebangkitan Bangsa. Herman mencalonkan diri sebagai anggota legislatif dan mendapat nomor urut 2 di partainya. Rencananya, jenazah Herman akan diterbangkan dari Jakarta dan tiba hari ini di Tidore untuk dikebumikan.

Kabar duka ini juga membuat para kerabat, warga, maupun fans Herman terus berdatangan ke rumah duka. Iksan, salah satu kerabat dekat Herman menceritakan tiga hari lalu dirinya bersama Kepala Bapelitbang Tikep sedang berada di Jakarta dan bertemu Herman. Mereka mengobrol banyak hal. Herman juga mengutarakan keinginannya untuk turun sosialisasi soal pencalonannya. ”Saya bilang kalau begitu nanti sekalian dengan kami mau launching buku di Bacan, Halmahera Selatan. Jadi agenda kami launching buku, nanti Herman agendanya ke konstituen. Dia bilang iya, nanti setelah konser di pantai itu baru menyusul. Namun entah kenapa, kuasa Allah kita tidak tahu,” katanya dengan nada sedih.
Julham, salah satu kerabat juga menuturkan sehari sebelum kejadian dirinya sempat berkomunikasi dengan Herman. Saat itu dia menanyakan agenda politik mereka. Ia tak menyangka rekan sesama politisinya itu pergi sangat cepat. ”Tidak menyangka, tadi pas lihat video dan lihat berita itu kaget dan hanya bisa pasrah,” tambahnya.
Partai Kehilangan

Sementara itu, istri Herman Juliana Moechtar tak kuasa menahan tangis karena kehilangan suami tercinta. Wanita yang akrab dipanggil Uli mengaku mendapat firasat sebelum kepergian sang suami. Uli menceritakan Herman sebenarnya ingin mengajaknya dan anak-anak berkumpul dengan anggota Seventeen di Tanjung Lesung pada Sabtu  itu. Namun, ajakan itu ditolak Uli karena masih sibuk dengan kerjaannya. "Firasat ya ada, memang ini momen satu keluarga Seventeen berlibur semua bawa istri. Setelah seminggu mau itu suami saya bilang 'bun kita ke Tanjung Lesung ya jalan bawa anak-anak main di laut bawa anak-anak'. Kan saya lagi syuting jadi nggak bisa," kata Uli sambil terisak di rumah duka, Komplek Perumahan DPR RI, Kalibata, Jakarta Selatan, Minggu .
Herman pun tak berhenti membujuk Uli agar ikut ke Tanjung Lesung bersama-sama anggota keluarga Seventeen. Menurut Uli, seolah-olah Herman memang sangat berharap dirinya ikut liburan ke Tanjung Lesung. "3 hari sebelum kejadian dia juga nawarin lagi 'bun ikut yuk!' Nggak maksa tapi berharap saya ikut dia gitu berharap semua anak-anak ikut," kenang Uli .

Uli pun mengajak Herman bersama anak-anak jalan-jalan ke sebuah pusat perbelanjaan sebagai ganti karena tak bisa ikut ke Tanjung Lesung. Uli mengatakan Herman tiba-tiba meminta dibuatkan air jahe yang sebelumnya tidak pernah dia minta. "Kita jalan-jalan satu keluarga. Ketawa-tawa ke mall beli sate, 'bun bikin air jahe dong badan saya nggak enak nih!' padahal dia nggak pernah minum air jahe yang sering minum saya," ucapnya.

Tak hanya, Uli mengatakan di hari Sabtu siang sebelum kejadian tsunami itu, Herman tak meneleponnya dan membalas pesan darinya. Hingga akhirnya, Uli menerima kabar bahwa suaminya itu menjadi salah satu korban tsunami yang terjadi di Banten. "Pas sudah di Tanjung Lesung itu entah kenapa kita nggak telponan, nggak Whatsapp-an, kita aneh memang. Saya kirim video anak-anak nggak dikomen tapi dibaca, kayak kasih pertanda, kayak hubungan putus gitu, nggak ada apa-apa, nggak WA, nggak telponan," tutur Uli sambil terus terisak.

Elite PKB juga menyampaikan ucapan belasungkawa atas meninggalnya caleg mereka tersebut. Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar (Cak Imin) menyebut Herman sebagai caleg militan. "Duka yang amat mendalam baru kita dapatkan, sahabat kita tercinta, adinda kita tersayang, Herman 'Seventeen' dikabarkan telah mendahului kita semua. Sungguh saya, keluarga besar PKB, sangat kehilangan kader yang militan dan tangguh, kader yang baik dan sabar ini, telah mendahului kita," ujar Cak Imin dalam video yang diputar dalam akun Twitter @cakimiNOW, Minggu .

Di akun Twitter dan Facebook-nya, Herman sesekali mengunggah gambar dirinya sebagai caleg PKB.
Ucapan belasungkawa juga disampaikan Ketua DPP PKB Abdul Kadir Karding. Herman dinilai sosok yang bertanggung jawab bagi keluarganya. "Selamat jalan Adikku, sahabatku Herman Sikumbang gitaris Seventeen. Saya bersaksi engkau adalah orang baik, ayah yang bertanggung jawab bagi anak istri, sahabat yang loyal dan senang membantu, teman yang menyenangkan karena menghibur kami, orang yang agamanya baik, taat ibadahnya, dan berbakti kepada orang tua. Semoga engkau husnul khatimah, Al-Fatihah," kata Karding melalui akun Instagram @abdulkadirkarding.

Sementara pengurus DPW PKB Maluku Utara dan seluruh jajarannya sangat merasa kehilangan atas meninggalnya Herman. "Hari ini (kemarin, red) DPW PKB Malut serta seluruh jajaran pengurus hari ini berduka atas musibah gelombang tsunami yang menimpa warga Tangerang Banten wabil khusus terhadap kader PKB dan sekaligus caleg DPR RI Dapil Malut nomor urut 2 Herman Sikumbang atau Herman Seventeen salah korban musibah kemarin sore tadi," ucap Ketua DPW PKB Malut, Jasri Usman. 
"Tentunya kami merasa kehilangan dengan meninggalnya beliau, namun ini bukan karena kesengajaan melainkan sudah merupakan  takdir dari Allah SWT. Kami mengajak seluruh kader PKB Malut untuk mendoakan  dan membacakan surat Alfatihah terhadap almarhum semoga Allah SWT dapat mengampuni segala dosa dan menempatkan di sisi-Nya. Aamiin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar