Di usia kandungan 8 bulan Asri Welas mengalami diare hingga air ketuban berkurang. Oleh karena itu, ia harus melahirkan anak ketiganya, Ibrar, lebih cepat dari waktu yang diprediksi. Ternyata inilah alasan dokter meminta Asri melahirkan lebih cepat.
“Kenapa lebih cepat? Waktu itu saya menderita diare sampai keluar tuh air. Waktu itu sih Asri sudah menjaga makanan dengan tidak jajan tidak apa, tapi namanya stamina ya. Ya memang terus terang ada beberapa film yang keluar kemudian aktivitasnya menjadi banyak. Dan Kalau terus dipertahankan di dalam, nutrisi yang saya punya nih tidak sampai ke bayinya, akibatnya bayinya jadi tidak bisa berkembang dan tidak mempunyai kekutan,” kata Asri saat ditemui di RSIA Bunda Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (16/4).
Asri kini bisa tersenyum lega lantaran Ibrar terlahir dengan selamat dan sehat. Hanya saja, berat badan Ibrar tidak sampai 2 kg, yakni hanya 1,9 kg hingga harus mendapat perawatan insentif di NICU.
“Waktu di dalam rahim beratnya 2,1 kg kemudian setelah dilahirkan beratnya jadi 1,9 kg,” ujar Asri.
“Dengan berat 1,9 kg itu jadi ada pemeriksaan di ruang NICU. Bayi di bawah 2 kg itu harus diobservasi di NICU. Memang pda saat lahir bayinya langsung menangis. Tetapi tetap harus diobservasi karena kita harus memastikan suhu bayinya itu stabil, refleksi menyusuinya itu bagus,” sambung dokter yang menangani persalinan Asri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar